Saturday, February 13, 2010

Kumpulan Skripsi Tek Mesin


 Link Download Kumpulan Skripsi Teknik Mesin

ANALISIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL HYUNDAI FE 120 PS DAN CARA MENGATASINYA

ANALISIS GANGGUAN SISTEM PENDINGIN MAZDA MR 90 DAN CARA MENGATASINYA

CARA KERJA DAN PERBAIKAN REM DISC BRAKE

PEMBUATAN BENDA KERJA PADA MESIN FRAIS CNC TU 3A MENGGUNAKAN SOFTWARE CNC KELLER Q PLUS BERBASIS SOFTWARE AUTOCAD 2000

PENGARUH SUHU DAN WAKTU AGING TERHADAP KEKUATAN TARIK TORAK BEKAS YANG DICOR KEMBALI

PENGARUH TEMPER DENGAN QUENCH MEDIA OLI MESRAN SAE 20W – 50 TERHADAP KARAKTERISTIK MEDIUM CARBON STEEL

TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER PADA MOBIL TOYOTA COROLLA 4A FE

TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER PADA MOBIL TOYOTA COROLLA 4A FE

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu dan teknologi pada era sekarang sangatlah pesat dari peningkatan kemampuan, keterampilan dan profesionalisme sumber daya manusia. Berbagai usaha peningkatan telah dilakukan pada semua bidang termasuk dalam bidang otomotif. Perkembangan teknologi pada bidang otomotif berperan cukup besar terhadap kemajuan bidang-bidang lainnya. Untuk itu perlu adanya tenaga-tenaga ahli dalam bidang ini, apalagi menghadapi serbuan negaranegara produsen otomotif dengan pemasaran produk mereka memasuki era pasar bebas.

Setelah otomotif menjadi universal technology yang dapat dinikmati semua orang dari berbagai kalangan, maka timbul berbagai masalah yang disebabkan oleh beragamnya pemakaian produk otomotif. Ketidak sesuaian antara produk otomotif dan tuntutan pemakai disebabkan karena semakin majunya perkembangan jaman membentuk pola berfikir yang ingin dilayani secara professional sehingga pemakai produk otomotifpun menginginkan kenyamanan dalam berkendaraan.

Dengan semakin tingginya tingkat tuntutan pemakai (konsumen) maka industri otomotif harus berinovasi dengan melakukan perbaikan dalam pemenuhan tuntutan pelanggan, diantaranya dengan penambahan fasilitas Air Conditioner (AC) untuk kesejukan dan kenyamanan berkendaraan. Air Conditioner merupakan suatu perlengkapan yang memelihara dan memurnikan udara (Purification) di dalam ruangan agar temperatur, kelembaban dan sirkulasi udara tetap nyaman dan terkontrol. Apabila di dalam ruangan temperatur tinggi, maka panas yang di ambil agar temperatur turun disebut pendinginan. Sebaliknya ketika temperatur di dalam ruangan rendah, maka panas yang di ambil agar temperatur naik disebut pemanasan .

Pada masa era globalisasi ini kenyamanan pada mobil sangatlah diperlukan, industri berlomba-lomba menciptakan inovasi baru untuk menambah kenyamanan mobil yang mereka produksi salah satunya dengan pengaturan suhu, kelembaban udara, dan kebersihan didalam ruangan. Sistem AC dipergunakan untuk mempertahankan kondisi udara baik suhu dan kelembabanya dengan cara sebagai berikut :
  1. Pada saat suhu ruangan tinggi AC akan menyerap panas dari lingkungan sehingga suhu di ruangan itu akan turun dan sebaliknya saat suhu ruangan rendah AC akan melepaskan panas ke udara sehingga suhu akan naik.
  2. Bersamaan dengan hal itu, kelembaban udara berkurang sehingga kelembaban udara di pertahankan pada tingkat yang nyaman.
Prinsip dasar AC adalah proses penyerapan dan pelepasan panas dengan menggunakan suatu zat yang mudah menyerap (refrigerant). Kondisi refrigerant di pengaruhi oleh pengatur dan tekanan yang diberikan kepadanya.
Pada sistem AC terjadi gangguan-gangguan yang dapat mengurangi kenyamanan dan ketenangan didalam pengendaraan sebuah mobil untuk itu saya merancang sebuah stand AC pada kendaraan toyota corolla 4A FE.

Baca Selengkapnya ..

PENGARUH TEMPER DENGAN QUENCH MEDIA OLI MESRAN SAE 20W – 50 TERHADAP KARAKTERISTIK MEDIUM CARBON STEEL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemakaian baja dalam kehidupan sehari-hari mensyaratkan faktor keuletan, kekerasan, tahan aus dan sebagainya. Peningkatan kualitas baja ini dapat dilakukan dengan cara penambahan unsur atau dengan melakukan perlakuan panas (heat treatment) pada baja. Poros engkol sebagai salah satu komponen dalam sebuah mesin yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari satu bagian ke bagian yang lain dengan penerimaan beban yang beragam dalam siklus kerjanya. Pembebanan yang dialami poros engkol ini dapat berupa gaya tekan dari piston, gaya gesek pada bantalan connecting road, gaya puntir dari fly wheel dan kombinasi saat dilakukan pemindahan tranmisi sehingga poros harus dibuat dengan memperhatikan bebanbeban tersebut.

Perlakuan panas pada baja memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kekerasan baja sesuai kebutuhan. Proses ini meliputi pemanasan baja pada suhu tertentu, dipertahankan pada waktu tertentu dan didinginkan pada media tertentu puIa. Perlakuan panas mempunyai tujuan untuk meningkatkan keuletan, menghilangkan tegangan internal, menghaluskan butir kristal, meningkatkan kekerasan, meningkatkan tegangan tarik logam dan sebagainya. Tujuan ini akan tercapai seperti apa yang diinginkan jika memperhatikan faktor yang mempengaruhinya, seperti suhu pemanasan dan media pendingin yang digunakan.

Pengerjaan logam untuk mendapatkan komponen pada umumnya diawali dengan pengerjaan mesin yang kemudian diberikan perlakuan panas sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki sifat dan kualitas komponen seperi annealing, normalizing, hardening atau tempering. Hardening merupakan proses pemanasan baja sampai suhu di daerah atau di atas daerah kritis disusul dengan pendinginan yang cepat yang dinamakan quench (Djafrie, 1995). Akibat proses hardening pada baja, maka timbul tegangan dalam (internal stresses), dan rapuh (brittles) yang menyebabkan baja tersebut belum cocok untuk segera digunakan sehingga baja tersebut perlu dilakukan proses lanjut yaitu temper. Atas dasar tujuan untuk memperbaiki sifat baja tersebut, maka peneliti memilih perlakuan panas temper dengan quenching media oli Mesran SAE 20W – 50. Perubahan sifat baja dapat diketahui dengan cara melakukan pengujian tarik, kekerasan, impact dan muai panas. Penelitian ini memfokuskan pada baja EMS 45 sebagai bahan penelitian.

B. Permasalahan

Adapun yang menjadi permasalahannya adalah :
  1. Bagaimanakah karakteristik sifat mekanis medium carbon steel (kekuatan tarik, impact, kekerasan dan muai panjang) akibat proses temper dengan quench media oli Mesran SAE 20W – 50?
  2. Bagaimanakah karakteristik sifat fisis (foto mikro) medium carbon steel akibat proses temper dengan quench media oli Mesran SAE 20W – 50?
Baca Selengkapnya ...

PENGARUH SUHU DAN WAKTU AGING TERHADAP KEKUATAN TARIK TORAK BEKAS YANG DICOR KEMBALI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemakaian bahan logam yang semakin luas, dituntut untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu seperti kekuatan, kekerasan, kepekaan terhadap beban kejut, kelelahan dan sebagainya. Kondisi tersebut diperlukan bagi suatu desain, baik desain alat yang berupa mesin perkakas maupun mesin konstruksi. Kondisi itu berguna bagi suatu rancangan, sehingga diperoleh rancangan yang optimal baik dari segi operasionalnya maupun keamanannya.

Pada awalnya perilaku bahan didasarkan pada kekuatan bahan tersebut untuk mampu menahan beban tarik, tekan, geser, puntir dan kombinasi dari jenis beban tersebut. Parameter ini berkembang menjadi intensitas kekuatan bahan yaitu kekuatan bahan tersebut terhadap pembebanan per satuan dimensi. Dalam perkembangan selanjutnya masih sering dijumpai insiden suatu desain seperti runtuhnya jembatan, tangki gas yang meledak, patahnya poros, pecahnya torak, padahal beban yang diterima oleh bahan tersebut masih dalam batas-batas kekuatan perancangan desain alat tersebut. Kejadian– kejadian itu mendorong dilakukannya penyelidikan mengingat kerugian yang ditimbulkan menimbulkan korban jiwa maupun material.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan insiden-insiden tersebut seperti kelelahan bahan dan adanya retak merambat yang tidak terkontrol, serta perubahan temperatur lingkungan material yang menyebabkan berubah juga struktur bahan seperti terjadinya pengerasan karena aging (penuaan). Berawal dari faktor baru inilah perancangan suatu kontruksi perlu memasukkan suatu parameter baru, karena pada kenyataannya kekuatan bahan biasa belum mampu memenuhi syarat operasional dan keamanan. Salah satu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan sifat mekanik ini adalah dengan memasukkan parameter perlakuan panas aging.

Proses aging disebut juga dengan proses pengerasan penuaan. Pada proses aging, paduan mula-mula dipanaskan hingga temperatur yang cukup tinggi kemudian didinginkan ke dalam air atau media pendingin lainnya. Pendinginan yang cepat mencegah terjadinya pemisahan fase , dengan demikian pada temperatur rendah paduan berada dalam keadaan lewat jenuh yang tidak stabil. Apabila setelah pencelupan, paduan dibiarkan untuk jangka waktu tertentu, maka fase kedua akan berpresipitasi. Presipitasi ini terjadi melalui proses nukleasi dan pertumbuhan fluktuasi dalam konsentrasi larutan yang menimbulkan terjadinya klaster atom yang kecil dalam kisi yang nantinya akan menjelma menjadi inti presipitat (Smallman, 1985 : 394). Hasil pemisahan matrik paduan alumunium inilah yang terbentuk pada fase kedua dapat menghalangi gerak dislokasi yang ditimbulkan dari beban luar sehingga kekuatan bahan menjadi naik dan sifat-sifat yang dihasilkan cocok sebagai bahan torak untuk perancangan diantaranya permukaan yang halus, kekerasan yang baik tanpa kegetasan karena panas, muai panas yang terkontrol. Dalam penelitian ini, kami akan meneliti pengaruh perlakuan aging terhadap sifat fisis yaitu struktur mikro, dan sifat mekanis dengan melakukan pengujian kekuatan tarik. 

Pengujian kekuatan tarik dilakukan karena merupakan dasardasar pengujian dan studi mengenai kekuatan bahan sehingga memungkinkan bahan dipakai secara aman dan ekonomis. Pada pengujian tarik beban diberikan secara kontinu dan pelan-pelan bertambah besar, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan mengenai perpanjangan yang dialami benda uji, kemudian dapat dihasilkan kurva tegangan regangan. Informasi penting yang dapat diperoleh dari kurva tegangan regangan suatu bahan adalah kekuatan tarik dan parameter keliatan bahan dalam prosen perpanjangan dan prosen kontraksi. Keliatan adalah merupakan salah satu sifat mekanik yang amat penting karena keuletan menunjukkan seberapa banyak suatu dapat dideformasi tanpa menjadi patah atau retak, hal ini penting dalam menentukan besarnya yang akan dilakukan pada proses selanjutnya, kerusakan pada bahan yang cukup tinggi biasanya didahului oleh adanya deformasi sehingga bila dijumpai adanya deformasi maka akan cepat diambil tindakan untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut, keuletan bahan dapat digunakan sebagai indikator dari perubahan komposisi kimia dan kondisi pengerjaan lanjut. Pengujian kekuatan tarik ini dibatasi pada bahan torak bekas yang dicor kembali. Pemilihan bahan ini didasarkan semakin banyaknya torak-torak bekas yang tidak digunakan, serta untuk mengolah biji logam Al memerlukan energi yang tinggi, sehingga untuk mengatasi hal ini diantaranya dengan
mendaur ulang piston bekas.

Baca Selengkapnya ...

PEMBUATAN BENDA KERJA PADA MESIN FRAIS CNC TU 3A MENGGUNAKAN SOFTWARE CNC KELLER Q PLUS BERBASIS SOFTWARE AUTOCAD 2000

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat cepat. Kemajuan ini termasuk dalam dunia industri dan multimedia. Dalam dunia industri misalnya, mesin produksi atau mesin perkakas sudah banyak menggunakan teknologi tinggi seperti mesin frais, mesin bor, mesin bubut dan lain-lain. Kemajuan teknologi di bidang multimedia yang sangat pesat salah satunya adalah komputer. Penggunaan teknologi komputer saat ini telah mengalami kemajuan yang amat pesat, salah satunya dengan mengaplikasikan program komputer ke dalam mesin-mesin perkakas seperti mesin bubut, mesin freis, mesin bor, mesin las, mesin gerinda dan lain-lain. Hasil gabungan antara teknologi komputer dan teknologi mekanik inilah yang selanjutnya dinamakan mesin CNC (Computer Numerically Controlled), yang mana pengoperasiannya menggunakan program yang dikontrol langsung oleh komputer. 

Jika dibandingkan dengan mesin perkakas konvensional yang setaraf dan sejenis, maka mesin perkakas CNC akan menghasilkan komponen yang memiliki kualitas yang sama antara komponen yang satu dengan komponen lainnya, lebih teliti (akurat), lebih tepat (presisi), luwes (fleksibel) dan cocok untuk menghasilkan produk dalam kuantitas besar dalam waktu yang relatif lebih singkat.

Adapun beberapa keuntungan mesin perkakas CNC yaitu : produktifitas tinggi, ketelitian pengerjaan tinggi dan dapat digabung dengan mesin lain dalam hal ini mesin CAD/CAM dengan perangkat tambahan sehingga pemakaian mesin CNC akan lebih efektif, waktu produksi lebih cepat, kapasitas produksi lebih cepat, kapasitas produksi lebih besar, dan biaya pembuatan produk lebih murah. (Wirawan S, 2003:173). Mesin CNC dapat digabung dengan mesin lain dalam hal ini adalah mesin CAD/CAM dengan perangkat tambahan. Dengan digabungnya mesin CNC dengan CAD/CAM akan lebih efektif, karena dengan adanya mesin CAD/CAM operator tinggal membuat program benda kerja dan program tersebut dapat disimpan dalam komputer atau disket. Setelah program dibuat, operator bisa melihat kembali program tersebut dan dapat mengeksekusinya dalam bentuk simulasi, sehingga bila ada kesalahan program dapat diketahui lebih dahulu sebelum di eksekusi ke mesin sebenarnya. Sehingga penggunaannya akan lebih efektif dan efisien. Selain itu program yang sudah dibuat (di simpan) dapat digunakan secara berulang-ulang (untuk produksi massal).

Dewasa ini banyak ditemukan software-software yang dapat digunakan dalam komputer untuk bidang industri. Software-software tersebut antara lain: CAD/CAM, AutoCAD, MasterCAM, CNC KELLER Q plus, dan masih banyak lagi. Dengan adanya software-software tersebut akan sangat membantu kemajuan bidang industri. Salah satu software yang dapat digunakan atau dipadukan dengan mesin CNC adalah software CNC KELLER Q plus. Dengan menggunakan software ini seorang programmer tidak perlu membuat program perintahperintah dalam pengoperasian mesin CNC dalam pembuatan benda kerja, akan tetapi programmer hanya perlu membuat gambar yang kemudian dimasukkan dalam software ini. Secara otomatis perintah-perintah pembuatan benda kerja langsung keluar sendiri, sehingga sangat meringankan kerja dari programmer. Untuk pembuatan gambar benda kerja dapat digunakan software AutoCAD. Software AutoCAD mempunyai banyak keuntungan dalam pembuatan desain benda kerja, diantaranya: untuk pembuatan chamfer, fillet dan radius atau diameter tidak perlu menghitung dengan menggunakan rumus-rumus yang sulit (Wahana Komputer, 2002). 

Sehingga dengan menggunakan software AutoCAD gambar benda kerja yang sudah dibuat didalam AutoCAD disimpan dalam disket kemudian ditransfer dalam software CNC KELLER Q plus. Di dalam software CNC KELLER Q plus ini gambar yang sudah di buat didalam AutoCAD (bahasa grafis) di ubah dalam bentuk bahasa numeric (perintah N code dan G code) yang bisa dibaca oleh mesin CNC, karena mesin CNC hanya bisa membaca bahasa numeric (kode angka). Setelah bahasa numericnya (N code dan G code) keluar, lalu program tersebut disimpan dalam disket untuk dioperasikan pada mesin CNC untuk pembuatan benda kerja sesuai dengan desain gambar yanga ada pada AutoCAD.

Penggunaan gabungan antara software CNC KELLER Q plus dan AutoCAD mempunyai banyak keuntungan bila dibandingkan dengan mesin CNC biasa. Keuntungan itu antara lain (Wirawan S, 2005):
  1. Programmer tidak perlu capek-capek membuat program benda kerja.
  2. Programmer hanya perlu membuat gambar dari AutoCAD yang kemudian di transfer ke CNC KELLER Q plus.
  3. Memudahkan programmer dalam membuat chamfer, diameter atau radius yang secara konvensional memerlukan penghitungan.
  4. Mengurangi kesalahan dalam pemrograman karena sebelum diaplikasikan kedalam mesin CNC, perintah-perintah tersebut dapat disimulasikan terlebih dahulu, sehingga kalau ada kesalahan dapat dilihat dan diperbaiki.
  5. Hasil program CNC dari software ini dapat disimpan dalam disket, dan dapat langsung digunakan pada mesin perkakas CNC dengan melakukan penyesuaian (konversi) sesuai merk mesin CNC yang digunakan.
  6. Hasil simulasi pembuatan benda kerja dapat dilihat dalam tampilan 3 dimensi.
Dengan banyaknya keuntungan tersebut akan memudahkan dunia industri pada umumnya dan mesin perkakas khususnya. Berdasar uraian diatas, penulis bermaksud mengangkat masalah tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul “Pembuatan Benda Kerja pada Mesin Frais CNC TU 3A menggunakan Software CNC KELLER Q plus berbasis AutoCAD 2000”.

B. Pembatasan Masalah

Guna mempermudah pemahaman dan penafsiran dalam penyusunan skripsi ini maka diperlukan pembatasan masalah. Seperti diketahui bahwa software-software yang berhubungan dengan mesin CNC banyak sekali, diantaranya: software CAD/CAM, MasterCAM, CNC KELLER Q plus dan masih banyak lagi yang lainnya. Dari banyaknya software tersebut, maka peneliti membatasi hanya pada penggunaan software CNC KELLER Q plus. Dan masalah yang dibahas disini hanya bagaimana cara mentransfer gambar dari software AutoCAD ke software CNC KELLER Q plus. Serta bagaimana mentransfer program dari software CNC KELLER Q plus ke mesin freis CNC TU 3A.

Baca Selengkapnya ....

CARA KERJA DAN PERBAIKAN REM DISC BRAKE

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemilihan Judul

Memasuki era global yang serba praktis, perkembangan ilmu sangat pesat terutama di bidang IPTEK. Perkembangan ini berdampak juga pada perkembangan teknologi tranportasi. Inovasi di bidang otomotif saat ini semakin memanjakan pemakai, dan terobosan teknologi terbaru harus memenuhi tuntunan konsumen yang lebih mudah, aman dan nyaman. Kepuasan konsumen akan tercapai dari segi artistik kendaraan baik eksteterior maupun interor yang bagus dan beberapa peralatan tambahan yang memudahkan pemakai. Selain itu juga mesin memiliki performance yang tinggi, serta perangkat keamananan dan kenyamanan lengkap yang berfungsi optimal. Suatu kendaraan dapat dikatakan baik apabila bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengendara. Semua jenis kendaraan baik roda dua maupun roda empat dilengkapi dengan berbagai sistem, salah satu dari sistem itu adalah sistem pengereman.

Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan dan menghentikan laju kendaraan. Sistem ini sangat penting karena memiliki fungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman. Kendaraan tidak dapat berhenti apabila pengereman hanya dilakukan dengan pengereman mesin, kelemahan ini harus di kurangi agar dapat menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Kerja rem di sebabkan adanya gaya gesek pad rem melawan sistem gerak putar piringan ( disc ).

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk memilih judul “ Cara kerja dan perbaikan rem Disc Brake ” dengan harapan penulis dapat mempelajari dan memahami topik tersebut. Adapun yang melatar belakangi penulis membahas judul tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Sistem pengereman merupakan salah satu sistem yang mempunyai fungsi fital, tanpa adanya sistem pengereman kendaraan tidak dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengendara.
  2. Untuk mengetahui lebih banyak tentang komponen dan cara kerja dari sistem pengereman.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas terdapat permasalahan sebagai berikut :
  1. Bagaimana cara kerja rem Disc Brake ?
  2. Apa saja komponen yang terdapat pada rem Disc Brake ?
  3. Apa saja indikasi kerusakan rem , dan
  4. Bagaimana cara memperbaikinya ?
C. Pemecahan Masalah

  1. Cara kerja rem Disc Brake adalah tekanan hidrolik dari master silinder, kemudian mendorong piston dan selanjutnya menekan pada rotor Disc. Pada saat yang sama tekanan hidrolik menekan sisi pad sehingga menjepit Disc dan terjadilah usaha pengereman.
  2. Komponen yang terdapat pada rem Disc Brake diantaranya adalah : Boster, Master Silinder, Kaliper, dan piringan ( Disc Brake )
  3. Indikasi kerusakan dan cara mengatasi kerusakan pada rem Disc Brake diantaranya adalah :
Indikasi Kerusakan
  • Batang pendorong boster salah penyetelan
  • Piston berkarat atau macet
  • Pad rem aus
  • Sil pada master silinder retak
  • Pipa rem bocor
  • Piston master silinder luka
Cara Mengatasinya
  • Setel batang pendorong booster
  • Bersihkan dan lumasi piston
  • Ganti pad rem
  • Ganti sil master silinder
  • Ganti pipa rem
  • Ganti piston master silinder
D. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan proyek akhir tentang cara kerja dan perbaikan rem Disc Brake, adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengkaji tentang rangkaian rem depan Disc Brake.
  2. Untuk mengetahui komponen rem Disc Brake.
  3. Untuk mengetahui troouble shooting rem Disc Brake.
  4. Bagaimana cara memperbaikinya ?
E. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari pembahasan cara kerja dan perbaikan rem Disc Brake adalah sebagai berikut :
  1. Memahami pengetahuan tentang rem depan Disc Brake
  2. Dapat memahami komponen-komponen rem Disc Brake
  3. Bermanfaat bagi masyarakat pengguna rem Disc Brake adalah mengetahui kerusakan dan cara memperbaikinya.
F. Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi Yaitu pengumpulan data pada objek dengan jalan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.
  2. Metode Interview Yaitu dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan para ahli untuk mendapatkan materi secara langsung.
  3. Studi PustakaYaitu dengan cara mencari data melalui buku-buku literatur yang berhubungan dengan sistem pengereman.
  4. Tempat observasi dan merangkai TA di bengkel xxx.
G. Sistematika Penulisan

Dari data di atas maka penulis akan menulis laporan proyek akhir ini dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada pendahuluan berisi tentang :
a). Latar belakang pemilihan judul, b). Rumusan masalah, c). Tujuan, d).
Manfaat, e). Metode pengumpulan data serta, f). Sistematika laporan.
BAB II : ISI
Bab ini berisi :
a). Dasar teori sistem rem depan Disc Brake, b). Komponen-komponen
rem Disc Brake, c). Gangguan rem Disc Brake serta, d). Cara mengatasinya.
BAB III : PENUTUP
Pada bab ini di bahas :
a). Simpulan, b). Penutup, dan yang terakhir daftar pustaka serta lampiranlampiran.

Baca Selengkapnya ....

ANALISIS GANGGUAN SISTEM PENDINGIN MAZDA MR 90 DAN CARA MENGATASINYA

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mesin pembakaran dalam (Intemal combustion engine) membakar bahan bakar dalam silinder untuk menghasilkan panas yang kemudian diubah menjadi tenaga mekanik. Hasil pembakaran yang menjadi tenaga mekanik hanya sekitar 25 %. Sebagian panas yang hilang menjadi gas bekas atau karena gesekan sekitar 45 % dan sebagian lagi hilang karena sistem pendingin sekitar 30 %, Apabila sebagian panas yang dihasilkan dari pembakaran tidak dibuang maka komponen mesin yang berhubungan dengan panas tadi akan mengalami kenaikan temperature yang berlebihan yang cenderung merubah sitat-sifat serta bentuk-bentuk dan komponen mesin. Untuk mencegah terjadinya perubahan sifat-sifat serta bentuk-bentuk dari komponen mesin, maka pada mesin perlu dibuat sistem pendingin, selain itu fungsi dari sistem pendingin adalah mengotrol temperatur pada mesin,agar mesin bekerja secara optimal. 

Sistem pendingin (Cooling sistem) adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya over heating pada mesin agar mesin tetap bekerja secara optimal (Daryanto, 1999 ; 1). Sistem pendingin yang digunakan pada mesinmesin ada dua macam yaitu:
  1. Sistem pendingin udara (air cooling sistem) Pendingin udara digunakan jika panas dari mesin yang bekerja / berputar dilewatkan melalui sirip-sirip keudara luar. Pendingin udara biasanya digunakan pada mesin satu silinder. Semua motor yang menggunakan sistem pedingin udara, sekeliling silindernya dipasang siripsirip. Sirip-sirip ini memperbesar luas bidang yang diinginkan. Pengaliran udaranya ada yang berlangung secara alami dan ada yang paksa.
  2. Sistem pendingin air (water cooling sistem) Sistem pendingin air, panas dilewatkan / ditransfer ke air disekitar ruang bakar dan silinder. Panas yang diserap oleh air pendingin akan menyebabkan naiknya temperatur air pendingin tersebut. Panasnya akan ditranfer ke sirip-sirip radiator, kemudian panas tersebut akan disemburkan ke udara, air selanjutnya kembali kemesin. Sistem pendingin air adalah sistem yang menggunakan media air untuk sirkulasi pendinginannya. Mesin dengan pendingin air lebih aman, sebab ruang bakar dikelilingi oleh pendingin (terutama air dengan aditive dan anti beku), juga bertingak sebagai peredam bunyi.
Sirkulasi air pendingin pada Mazsa MR 90 adalah menggunakan sirkulasi dengan tekanan (forced circulation). Keuntungan dari sirkulasi dengan tekanan adalah dapat mempercepat sirkulasi air pendinginsupaya temperatur kerja mesin lebih cepat tercapai.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang sering terjadi pada sistem pendingin khususnya pada mesin Mazda MR 90 perlu diberi pembatasan masalah agar nantinya tidak terjadi kerancuan dalam pembahasannya maka batas-batas permasalahannya adalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana bentuk kontraksi sistem pendingin mesin Mazda MR 90.
  2. Bagaimana cara kerja sistem pendingin Mazda MR 90.
  3. Apa Trouble shooting yang sering terjadi dalam sistem pendingin pada mesin Mazda MR 90.
C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam menyusun Proyek Akhir ini antara lain yaitu:
  1. Mengetahui bentuk sistem pendingin dan cara kerja dari sistem pendingin pada mesin Mazda MR. 90.
  2. Mengetahui cara kerja dari masing-masing komponen yang ada pada sistem pendingin Mazda MR 90.
  3. Dapat menganalisis dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada sistem pendingin mesin Mazda MR 90.
D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dalam penulisan laporan sistem pendingin pada mesin Mazda MR 90 ini adalah sebagai berikut :
  1. Memperdalam teori sistem pendingin, khususnya untuk mobil keluaran Mazda.
  2. Menambah referensi tentang sistem pendingin mobil Mazda MR 90.
  3. Dapat membantu mengatasi / memperbaiki kerusakan-kerusakan yang timbul pada sistem pendingin Mazda MR 90.
E. Sistematika Laporan

BAB I. Berisi tentang latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan. Dalam permasalahan ini diuraikan tentang pembatasan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu tentang sistem pendingin Mazda MR 90,
BAB II. Berisi kontruksi dan cara kerja sistem pendingin mesin Mazda MR 90 serta analisa gangguan dan cara mengatasinya. Menguraikan tentang perpindahan panas pada mesin temperature dinding silinder, mantel air (water jacket), tujuan pendingin, kontruksi sistem pendingin pada Mazda MR 90, gangguan-gangguan yang sering terjadi serta analisis dan cara mengatasi.
BAB III. Penutup. Berisi kesimpulan dan saran. Saran-saran ini sangat berguna bagi pemilik mobil Mazda MR 90 pada khususnya dan masyarakat otomotif pada umumnya.

Baca Selengkapnya ....

ANALISIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL HYUNDAI FE 120 PS DAN CARA MENGATASINYA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang menemukan mesin ini pada tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Pada waktu itu mesin tersebut tergantung pada panas yang dihasilkan ketika kompresi untuk menyalakan bahan bakar. Bahan bakar ini diteruskan ke silinder oleh tekanan udara pada akhir kompresi. Pada tahun 1924, Robert Bosch, seorang insinyur dari Jerman, mencoba mengembangkan pompa injeksi daripada menggunakan metode tekanan udara yang akhirnya berhasil menyempurnakan ide dari Rudolf Diesel. Keberhasilan Robert Bosch dengan mesin dieselnya tersebut sampai saat ini digunakan oleh masyarakat.

Dalam mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar pada akhir langkah kompresi. Sebelumnya udara yang diisap telah dikompresi dalam ruang bakar sampai tekanan dan temperatur menjadi naik. Naiknya tekanan dan temperatur mengakibatkan bahan bakar menyala dan terbakar sendiri. Untuk memperoleh tekanan kompresi yang tinggi saat putaran mesin rendah, banyaknya udara yang masuk ke dalam silinder harus besar tanpa menggunakan throttle valve untuk membatasi aliran dari udara yang dihisap.

Dengan demikian dalam sebuah mesin diesel, output mesinnya dikontrol oleh pengontrol banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan. Berbeda dengan mesin diesel, output mesin bensin dikontrol oleh membuka dan menutupnya throttle valve dengan cara mengontrol banyaknya campuran udara dan bahan bakar yang masuk. Bagian terpenting saat pemeliharaan pada mesin bensin yaitu perbandingan udara dan bahan bakar dari campuran udara dan bahan bakar, besarnya campuran yang masuk, apakah tetah memadai kompresinya, apakah ada atau tidak kemampuan pengapiannya dan juga apakah saat pengapiannya tepat. Sementara dalam mesin diesel, kompresi adalah bagian yang paling penting dalam pemeliharaan.. Penggunaan perbandingan kompresi yang tinggi dan bahan bakar dengan titik bakar (ignition point) yang rendah akan memperbaiki kemampuan terbakarnya bahan bakar.

Banyaknya udara yang masuk ke silinder pada mesin diesel memiliki pengaruh besar terhadap terjadinya pembakaran sendiri (self-ignition) yang dapat menentukan output. Efisiensi pengisapan adalah suatu hal yang penting. Untuk bahan bakar mesin diesel menggunakan minyak diesel (solar). Bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar, dan dapat terbakar secara spontanitas oleh adanya temperatur udara yang tinggi. Tingginya temperatur udara yang dikompresikan dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar secara spontanitas. Nilai kemampuan bahan bakar diesel untuk cepat terbakar adalah angka cetane (cetane number). Untuk mesin diesel yang berkecepatan tinggi yang digunakan pada kendaraan truk dan mobil-mobil angka cetane yang umumnya digunakan sekurang-kurangnya 40-45.

B. Permasalahan

Dari uraian tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
  1. Gangguan apa saja yang sering terjadi pada sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel Hyundai FE 120 PS ?
  2. Bagaimana cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel Hyundai FE 120 PS (trouble shooting) ?
C. Tujuan Proyek Akhir

  1. Untuk mengetahui gangguan sistem bahan bakar pada mesin diesel Hyundai FE 120 PS.
  2. Untuk mengetahui cara mengatasi gangguan – gangguan yang terjadi pada mesin diesel Hyundai FE 120 PS.
D. Manfaat Proyek Akhir

Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan proyek akhir ini adalah :
  1. Memberikan informasi pengetahuan kepada para pembaca khususnya mengenai sistem injeksi bahan bakar pada mobil diesel Hyundai FE 120 PS.
  2. Dapat memahami prinsip kerja dan komponen-komponen sistem injeksi bahan bakar pada diesel.
  3. Memberikan informasi kepada bengkel dan teknisi-teknisi dalam menganalisa dan cara memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sistem injeksi bahan bakar motor diesel.
  4. Memberikan wawasan yang detail dan kongkret tentang sistem injeksi bahan bakar pada motor diesel.
E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dalam memahami penulisan proyek akhir, maka secara garis besar sistematika penulisan proyek akhir ini dibagi menjadi tiga bab yaitu ;BAB I Pendahuluan terdiri dari latar
belakang, permasalahan, tujuan proyek akhir, manfaat proyek akhir, dan sistematika penulisan. BAB II Pembahasan berisi landasan teori, sistem injeksi bahan bakar pada Motor Diesel Hyundai FE 120 PS, dan analisa gangguan sistem injeksi bahan bakar dan cara mengatasinya. BAB III Penutup berisi simpulan dan saran. Bagian akhir adalah daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Selanjutnya .....

royghanda90@gmail.com

Wednesday, February 10, 2010

Skripsi Teknik Informatika

Judul Skripsi Teknik Informatika

  1. SISTEM INFORMASI PEMESANAN DAN PENJUALAN TIKET PESAWAT BERBASIS WEB
  2. SISTEM INFORMASI HER-REGISTRASI DAN PERENCANAAN STUDI MAHASISWA PADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
  3. PENGEMBANGAN COMPUTER-BASED TEST PADA TES POTENSI AKADEMIK MENGGUNAKAN SKALA PENGUKURAN MODEL ITEM RESPONSE THEORY (IRT)

PENGEMBANGAN COMPUTER-BASED TEST PADA TES POTENSI AKADEMIK MENGGUNAKAN SKALA PENGUKURAN MODEL ITEM RESPONSE THEORY (IRT)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi semakin berkembang pesat serta semakin merambah hampir disetiap sendi-sendi kehidupan masyarakat. Berbagai bidang mulai terlibat dalam inkubator teknologi seperti bisnis, industri, pertanian, kesehatan, dan tanpa terkecuali pendidikan. Salah satu hal menarik yang perlu dikaji bersama adalah sejauh mana peran teknologi informasi bisa memberi jawaban atas permasalahan atau seberapa besar konstribusi teknologi informasi sebagai alternatif solusi. Dengan semakin beragam permasalahan maka mendorong pula ragam penerapan teknologi informasi diantaranya seperi IT untuk pemerintahan (e-goverment), IT untuk korporasi (e-procurement), IT untuk kesehatan (medical application), IT untuk pendidikan (e-learning), sampai IT untuk psikologi (System for Interactive Guidence Information).
Dalam penerapannya, IT untuk psikologi cenderung digunakan sebagai alat bantu dalam menerapkan alat (model) tes, mulai dari penyusunan tes sampai pada administrasi, skoring, pelaporan dan interpretasi. Penggunaan komputer dalam administrasi otomatis tes-tes konvensional juga bisa dipertimbangkan dalam kategori ini, sejauh memberikan cara yang lebih mudah dan lebih baik untuk mengadakan beberapa model tes. Diantara program yang telah lebih dulu ditampilkan dalam model berbasis komputer adalah American System for Self Inventory Simulation Test (ASSIST) yang dikembangkan oleh American Guidence Service. Model untuk tes kepribadian maupun tes bakat seperti Minnesota Multiphasic Inventory (MMPI). Pemahaman terhadap penerapan model tes pada psikologi dipengaruhi oleh faktor pengguna dimana masih sulit dijumpainya model tes yang divisualisasikan dengan sebuah tampilan grafis atau dengan penggunaan yang user friendly.
Tes potensi akademik merupakan salah satu dari sekian jenis alat (model) tes yang digunakan untuk mengukur dan memberi penilaian beberapa hal terkait dengan kemampuan dan potensi akademik peserta ujian (test-taker) dan sejauh ini

penggunaannya semakin luas sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kapasitas dan kapabelitas seseorang yang biasanya disyaratkan dalam ketegori tertentu seperti penerimaan mahasiswa baru, penerimaan karyawan, seleksi pegawai negeri hingga pengukur kecendrungan pola pikir dan kemampuan intelektual. Bahkan akhir-akhir ini, tes potensi akademik menjadi bagian dari syarat kenaikan jabatan atau posisi-posisi tertentu pada perusahaan dan mulai merambah kearea tes kelayakan (proper test) untuk tugas-tugas tertentu.
Berdasarkan berbagai pertimbangan atas begitu pentingnya tes potensi akademik sebagai alat (model) tes maka dipandang perlu mengintegrasikan sebuah sistem atau aplikasi berupa tes berbasis komputer (Computer-Based Test) atau biasanya disebut CBT yang dapat mempermudah dilakukannya tes potensi akademik yang menggunakan skala pengukuran model Item Response Theory (IRT) sebagai model yang menetapkan skala pengukuran yang seragam dan bebas sampel, yang bisa diterapkan pada individu-individu maupun kelompok-kelompok yang memiliki ragam kemampuan tidak spesifik. Terkait dengan permasalahan diatas, maka dalam penelitian ini penulis mengangkat judul “PENGEMBANGAN COMPUTER-BASED TEST PADA TES POTENSI AKADEMIK MENGGUNAKAN SKALA PENGUKURAN MODEL ITEM RESPONSE THEORY (IRT)”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada paparan latar belakang, terutama yang menitik beratkan pada belum banyaknya penelitian tentang model tes berbasis komputer (Computer-based Test/ CBT) yang diterapkan pada bidang tertentu khususnya pada tes potensi akademik maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana memperoleh tes potensi akademik berbasis komputer yang dapat digunakan untuk latihan maupun uji kemampuan akademik.
2. Bagaimana mengelola tes potensi akademik dengan penanganan model tes berbasis komputer (CBT).
3. Bagaimana mengakomodir soal bentuk pilihan ganda (multiple choices) tes potensi akademik pada model tes berbasis komputer CBT.
4. Bagaimana mengoptimalkan fungsi LCMS sebagai CBT untuk kebutuhan tes potensi akademik.

Baca Selengkapnya

SISTEM INFORMASI HER-REGISTRASI DAN PERENCANAAN STUDI MAHASISWA PADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi adalah sesuatu yang sangat penting akhir-akhir ini terutama diera globalisasi. Persaingan global telah membuat orang-orang haus akan informasi. Sekarang ini telah banyak media yang harus dijadikan sumber informasi dan orang-orang dapat dengan bebas mendapatkannya baik melalui Koran, buku, televisi atau bahkan melalui internet. Suatu sistem yang dibuat manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi, yang akan mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Didalam sistem informasi akademik Universitas Muhamadiyah Gresik, masih terdapat banyak kekurangan seperti proses pengisian pada blangko her-registrasi mahasiswa yang masih sangat sederhana dan masih bersifat manual sedangkan untuk proses pengisian rencana studi harus menunjukkan bukti dari blangko her-registrasi mahasiswa untuk mengetahui status mahasiswa, sehingga diperlukan perbaikan untuk fasilitas pendidikan, terutama pada pengelolahan tentang her-registrasi dan perencanaan studi mahasiswa yang dapat diakses secara langsung, perkembangan sistem informasi sangat diperlukan untuk mempermudah proses kegiatan akademik di Universitas Muhamadiyah Gresik dengan membangun aplikasi tentang sistem her-registrasi dan perencanaan studi mahasiswa.

Suatu sistem informasi ini merupakan harapan bagi mahasiswa untuk membantu didalam melakukan proses-proses yang sebelumnya dilakukan secara manual, dengan adanya sistem informasi her-registrasi dan perencanaan studi mahasiswa diharapkan dapat mempermudah untuk mendapatkan informasi mengenai status her-registrasi mahasiswa, dan perencanaan studi mahasiswa dan lebih efisien didalam pengelolahan data her-registrasi mahasiswa sampai dengan pengambilan studi mahasiswa.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka diambil judul “Sistem Informasi Her-registrasi dan Perencanaan Studi Mahasiswa pada Universitas Muhammadiyah Gresik ”.

1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang adalah:
1. Bagaimana merancang dan membuat sistem untuk mengetahui status her-registrasi mahasiswa.
2. Bagaimana merancang dan membuat sistem untuk mengetahui status perencanaan studi mahasiswa.

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam pembuatan Skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah dalam proses kegiatan akademik di Universitas Muhammadiyah Gresik .
2. Untuk menyediakan informasi tentang status mahasiswa yang Her-registrasi (Cuti, BK, atau Aktif) dan Perencanaan Studi Mahasiswa.
3. Merancang dan membuat sebuah prototype baru tentang Sistem Informasi Her-registrasi dan Perencanaan Studi Mahasiswa pada Universitas Muhammadiyah Gresik.

1.4 Batasan Masalah
1. Sistem informasi her-registrasi dan perencanaan studi mahasiswa ini dirancang dan dibuat untuk Universitas Muhammadiyah Gresik.
2. Pelaksanaan her-registrasi dan pengisian KRS dilakukan pada waktunya atau sesuai kalender akademik Universitas Muhammadiyah Gresik.
3. Proses yang terjadi pada sistem dimulai sejak mahasiswa tersebut menjadi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gresik.
4. Proses her-registrasi dilakukan setelah pembayaran dengan mengisi biodata her-registrasi mahasiswa.

Baca Selengkapnya

SISTEM INFORMASI PEMESANAN DAN PENJUALAN TIKET PESAWAT BERBASIS WEB

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini informasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari aktifitas kehidupan. Kebutuhan manusia yang semakin komplek, mendorong manusia untuk mengembangkan teknologi-teknologi terbaru termasuk Intranet & Internet. Kemajuan teknologi ini nantinya diharapkan dapat mempermudah perusahaan dalam menjalankan segala aktifitasnya. Dengan adanya Teknologi Internet & Intranet ini banyak manfaat yang diperoleh perusahaan diantaranya adalah informasi antara satu pihak dengan pihak lainnya dapat dikomunikasikan dengan baik. Informasi menjadi tidak terbatas pada tempat maupun ruangan. Informasi perusahaan bisa diakses dari manapun di seluruh penjuru dunia.
Dengan berkembangnya teknologi komputer baik di bidang hardware maupun software terdapat banyak alternatif untuk mengembangkan sistem informasi di masing-masing perusahaan. Dengan mengembangkan sistem informasi pemesanan dan penjualan tiket pesawat berbasis WEB di PT. Pahala Kencana proses penjualan tiket pesawat tidak akan lagi membutuhkan tempat secara fisik dan juga bisa dilakukan darimana saja serta kapan saja tanpa harus datang langsung ke agent yang diinginkan.
Salah satu kegiatan manusia yang bersifat sekunder adalah melakukan perjalanan dari tempat yang satu ke tempat yang lain baik di luar kota, pulau maupun antar negara. Dalam hal ini sarana transportasi adalah merupakan kebutuhan primer. Pembahasan tentang sarana transportasi terutama yang bersifat komersial berarti berhubungan dengan pembelian tiket pesawat.. Tidak dapat dipungkiri bahwa membeli tiket
pesawat dengan mudah, cepat dan aman adalah faktor yang menentukan keputusan konsumen dalam memilih travel agent.
PT. Pahala Kencana merupakan salah satu perusahaan travel agent yang menyediakan pemesanan dan penjualan tiket pesawat. Namun sejalan
dengan persaingan antar perusahaan sejenis maka mau tidak mau, harus melakukan terobosan dan inovasi terutama dibidang penjualan. Kemudahan mendapatkan informasi perjalanan baik jadwal, keberangkatan maupun harga, kecepatan pemesanan tiket atau layanan jasa sejenis merupakan salah satu target yang diinginkan oleh manajemen perusahaan. Oleh karena itu seiring dengan kemajuan teknologi web, maka manajemen PT. Pahala Kencana memutuskan untuk menggunakan layanan jasa pemesanan dan penjualan tiket pesawat berbasis web. Diharapkan dengan adanya inovasi dibidang layanan pemesanan dan penjualan ini kualitas layanan perusahaan akan meningkat dan secara otomatis akan ikut mendongkrak nilai penjualan.
Dari latar belakang permasalahan yang ada maka penulis membuat suatu sistem informasi pemesanan dan penjualan tiket pesawat berbasis web di PT. Pahala Kencana dengan menggunakan bahasa pemrograman ASP dan diharapkan bisa menjadi lebih efektif dan efisien dalam pengolahan data pemesanan dan penjualan tiket pesawat.

1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana membuat dan mendesain aplikasi web berupa Sistem Informasi Pemesanan dan Penjualan Tiket Pesawat di PT. Pahala Kencana.
2. Bagaimana membuat dan mendesain aplikasi web yang mampu mempermudah konsumen dalam melakukan pemesanan tiket.

1.3 Pembatasan Masalah
Pembuatan sistem dalam Skripsi ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Pelayanan tiket pesawat terbatas pada PT. Pahala kencana.
2. Khusus untuk prosedur pembayaran atau pembatalan, konsumen harus menukarkan bukti print out pemesanan atau pembatalan ke cabang-cabang PT. Pahala Kencana yang ada di hampir semua kota-kota besar di Indonesia.
3. Konsumen tidak bisa memilih tempat duduk selain tempat duduk yang masih tersedia.
4. Layanan penjualan hanya terbatas untuk tiket domestik

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan pembuatan Skripsi ini adalah :
1. Membuat dan mendesain aplikasi web yang menjadi Sistem Informasi Pemesanan dan Penjualan Tiket Pesawat Berbasis Web di PT. Pahala Kencana.
2. Membuat aplikasi web yang mampu mempermudah konsumen dalam melakukan pemesanan dan pembatalan tiket.

1.5 Metodologi Penelitian
Pembuatan skripsi ini terbagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut
1. Studi Literatur dan Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan informasi dan data yang diperlukan dalam pembuatan Sistem Informasi ini. Studi literatur melalui buku-buku penunjang baik cetak maupun elektronik mengenai ASP, SQL Server dan contoh-contoh code yang tersedia di internet. Untuk pengumpulan data diperoleh dengan melakukan survey langsung ke PT. Pahala Kencana.
2. Desain Sistem
Pada tahap ini dilakukan analisis desain dan perancangan sistem yang akan dilakukan :
• Pemodelan dan perancangan sistem
Pemodelan sistem menggunakan DFD.
• Perancangan antar muka
Perancangan antar muka dilakukan guna membuat aplikasi yang user friendly sehingga mudah dioperasikan oleh pengguna.
3. Pembuatan Sistem
Pada tahap ini dilakukan pembuatan sistem informasi berdasarkan hasil desain sistem yang telah dibuat.
4. Uji Coba dan Evaluasi
Aplikasi yang telah selesai ini nantinya juga akan diuji coba dan dilakukan evaluasi guna mengetahui kelayakan sistem dan sejauh mana sistem tersebut mampu diimplementasikan.
5. Penyusunan Laporan Skripsi
Pada tahap terakhir ini disusun buku sebagai dokumentasi dari pelaksanaan Skripsi. Dokumentasi ini juga dibuat sehingga bagi orang lain yang ingin mengembangkan sistem tersebut bisa mempelajari dari dokumentasi tersebut.

1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan Skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab dan sub bab. Adapun pembagian bab dalam Skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini diulas tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi mengenai konsep dan teori pembelajaran yang menjadi landasan pembuatan Skripsi ini serta langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam desain dan implementasi sistem. Dasar teori disini meliputi pengertian tentang workflow berserta penggunaan dan penerapannya. Kemudian dijelaskan mengenai teknologi web yang meliputi HTML ( HyperTtext Markup Langugae ), ASP ( Active Server Pages ) dan JavaScript,. Selain itu dasar teori mengenai teknologi database yang meliputi SQL ( Structured Query Language ), dan DDL ( Data Definition Language ).
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Pada Bab ini dibahas tentang perancangan sistem yang berisi kelemahan sistem lama dan rencana desain sistem baru yang akan menggantikan sistem lama, meliputi pembuatan Sistem Flow, Data Flow Diagram, Entity Relational Diagram, Basis Data, serta rancangan input output.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada Bab ini dibahas secara lebih rinci mengenai implementasi dan evaluasi output pada sistem pelayanan tiket satu atap.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini dibahas kesimpulan tentang sistem yang telah dibuat beserta saran-saran yang dapat berguna untuk penyempurnaan sistem.


Baca Selengkapnya

ENGLISH STUDENTS’ PREFERENCES TOWARD ERROR CORRECTION IN SPEAKING 3 AT UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH GRESIK

CHAPTER I
INTRODUCTION

1.1 Background of the Study

Speaking is one of English skill that must be mastered by learners in English learning. According to Saricoban (2000:1), “Oral communication is a vital component of the English language curriculum and provides the base for growth in reading, writing and listening ability”. Moreover, he said that one of the common goals of foreign language teaching is that students should speak the language. In English Education Department at University of Muhammadiyah Gresik, speaking is a compulsory subject that must be mastered by students. Therefore, speaking is a crucial part of English learning and teaching at University of Muhammadiyah Gresik.
Nevertheless, not all of English learners are good in speaking. They have problems in speaking, such as mispronunciation and grammar error. Those errors are necessary and natural process of language learning. As Chastain in Hendrickson (1979:3) said that more important than error-free speech is the creation of an atmosphere in which the students want to talk. The researcher has observed in speaking class at University of Muhammadiyah Gresik and found that learners still have some problems in their speaking. They made some mistaken such as mispronunciation, grammar error and vocabulary usage. Those errors are natural in English learning. However, it does not mean that it should be ignored, because it can change the meaning of sentence and sometimes it can interfere in communication. As Keneddy in Hendrickson (1979:5)
proposed that in both first language acquisition and second language learning, error correction helps students to discover the function and limitation of the syntactical and lexical forms of the target language. Therefore, errors correction is useful for learner. The learner needs some correction so they are good in speaking.

We know that every student has different preference about error correction. Some students prefer if the teacher corrects their error immediately. Nevertheless, some others are not prefer if the teacher corrects their error immediately, because it makes them depressed and lose interest in learning. Some students prefer if the teacher correct all of their errors, but some others prefer if the teacher correct only the errors that interfere to communication. Because of that, matching to the expectation of the learner and teacher about error correction is important for successful language learning.

Considering the important of error correction for learners, the researcher wants to find out students’ preferences toward errors correction in Speaking 3 at University of Muhammadiyah Gresik. The researcher chooses Speaking 3 because this level is a bridge for learners to take ‘Public Speaking’ class. As we know that at University of Muhammadiyah Gresik, ‘public speaking’ is the greatest level of speaking. We hope that by knowing students’ preferences about error correction early, the teacher can arrange error correction strategies that are suitable with student expectation. Therefore, learners can be successful in the next speaking level.
1.2 Statement of the Problem

In this study, the writer will investigate students’ preferences toward errors correction in speaking class.
The study is aimed to find the answer to the following questions:
1. What are students’ preferences for errors correction in Speaking 3 class at University of Muhammadiyah Gresik?
2. What types of errors that student’s preference to be corrected in Speaking 3 class (e.g. pronunciation, grammar)?
3. What are the students’ preferences for particular types of error correction methods?


1.3 Purpose of the Study

Based on the explanation on problem statement above, the writer decides purpose of this study. They are:
1. To know students’ preferences for errors correction in Speaking 3 class.
2. To find out types of errors that students preferences to be corrected in their speaking.
3. To know students’ preferences for types of error correction method.

1.4 Significance of the Study
The significance of this study expected useful for students, lecturers, and the next researcher. For the students, the result of this study can be used as a very important feedback. They will know their weakness in speaking so that they can improve their ability and manage their weakness in speaking. For the lectures through this study, it will

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Pelapporan Biaya Kualitas sebagai Informasi bagi manajemen dalam pengendalian biaya pada PT. X Gresik

BAB I
PENDAHAULUAN

A. Latar belakang masalah

Memasuki millennium baru dimana persaingan semakin global, kuat, dan dinamis dan menimbulkan persaingan antar industri-industri yang sejenis dimana tiap-tiap industri tersebut menawarkan kelebihannya sendiri-sendiri. Kondisi ini konsumen lebih selektif dan lebih teliti dalam mengkonsumsi produk-produk yang dibutuhkan, karena adanya berbagai macam pilihan produk yang ditawarkan di pasar.
Di dalam kondisi seperti ini, maka perusahaan dituntut untuk dapat memasuki pasar dengan cepat dan lebih efisien dengan menghasilkan produk yang sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan oleh konsumen dan mampu menciptakan pengaruh yang signifikan terhadap persaingan. Kemampuan untuk mengidentifikasi peluang, menyusun usaha-usaha pengembangan yang diperlukan, membawa produk yang berkualitas tinggi dan memasuki pasar dengan cepat, efisien dan efektif merupakan hal yang kritis di dalam kompetisi yang efektif.
Perusahaan dapat melanjutkan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan persaingan bisnis, jika mereka mampu menyediakan produk yang berkualitas pada tingkat harga yang terjangkau ( Hammer, Carter & Usry, 1994: 194 ). Ditambah lagi dengan penyimpanan produk yang cepat dan tepat waktu di tangan pelanggannya. Dengan meningkatkan kualitas akan memberikan kemampuan pada perusahaan untuk menghasilkan produk berkualitas pada harga yang terjangkau dengan pengiriman yang cepat dan tepat waktu.Untuk mewujudkan produk berkualitas perusahaan perlu mengeluarkan sejumlah biaya tertentu yang disebut biaya kualitas. Biaya kualitas tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengawasi dan mengendalikan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan termasuk juga biaya yang dikelurkan akibat gagal produk atau tidak sesuai dengan spesifikasi.
Dengan melaporkan besarnya biaya kualitas dapat membantu para menajer mengukur besarnya masalah kualitas dengan ukuran moneter sehingga dapat meningkatkan komunikasi antara manajer menengah dan manajer puncak untuk mengatasi masalah kualitas (Gaspers, 1997 : 168) bila biaya kualitas tinggi maka akan terdapat masalah kualitas dan ketidak efisienan yang serius. Biaya kualitas dapat mencapai 10 % sampai 20% dari pendapatan penjualan (Hornggren, Foster & Datar, 1997 : 682). Bahkan untuk perusahaan industri dapat melebihi 20 % dari penjualan, sedangkan untuk perusahaan jasa dapat mencapai 35 % dari penjualan (Besterfield, 1994 : 406) para ahli kualitas berpendapat bahwa tingkat biaya yang optimal adalah 2,5% dari penjualan.
Informasi mengenai biaya kualitas ini penting dan diusahakan perolehan datanya sedapat mungkin merupakan informasi yang akurat dan handal, baik yang bersifat kulitatif maupun kuantitatif, pada setiap jejang operasional. Informasi mengenai biaya kualitas tercermin dari pelaporan biaya kaulitas,dimana untuk membuat pelapoaran biaya kualitas ini perlu adanya pengklasifikasian dan penghitungan yang tepat agar informasi yang diperoleh akurat dan handal.
Pelaporan biaya kualitas ini akan menghasilkan informasi yang berguna untuk : pengevaluasian keefektifan pelaksanaan program kualitas, pengendalian keefesienan pada setiap elememn biaya kualitas , perbaikan kualitas dan tindakan korektif yang di perlukan, dan menunjang pembuatan keputusan seperti pada Strategic Pricing Decesion, maupun masalah lainya.
Pengembangan kualitas juga mempunyai pengaruh nonfinancial dan kualitatif dimana akan meningkatkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajer dan karyawan yang memiliki perhatian yang besar terhadap kualitas akan menjadi ahli dalam produk dan proses yang dihasilkanya, sehingga kemampuan ini akan membantu perusahan yaitu penurunan biaya kualitas yang lebih rendah dimasa yang akan datang. Perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk berkualitas dapat mempertinggi reputasi perusahaan dan dapat meningkatkan goodwill pelanggan, yang selanjutnya akan membawa perusahaan ke perolehan laba yang lebih tinggi di masa yang akan datang.
PT. “X” adalah salah satu perusahaan yang berkedudukan di Gresik dan bergerak di bidang industri pembuatan sandal.PT.”X” sudah menerapkan sistem pencatatan dan pengendalian terhadap biaya kualitas.Dengan adanya pencatatan biaya kualitas perusahaan ingin mengetahui sejauh mana masalah kualitas yang sedang dihadapi serta tingkat kemajuan perbaikan kualitas yang telah berhasil dilaksanakan.
Oleh karena itu diperlukan adanya informasi yang akurat dan relevan atas biaya-biaya yang terjadi dalam program pengembangan kualitas tersebut , sehingga data akuntansi atas biaya pelaksanaan program pengembangan kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, dan biaya kegagalan internal, serta biaya kegagalan eksternal, seharusnya di susun dalam suatu laporan tersendiri, yaitu dalam laporan biaya kualitas (quality cost report )
Mengingat begitu pentingya pelaporan biaya kualitas bagi manajemen maka peneliti mengangkat masalah tersebut untuk dibahas dalam skripsi ini dengan judul : “ PEMANFAATAN PELAPORAN BIAYA KUALITAS SEBAGAI INFORMASI BAGI MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA PADA PT X GRESIK “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang timbul dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
bagaimana pemanfaatan pelaporan biaya kualitas dapat membantu manajemen dalam pengendalian biaya pada PT. Indoplas Makmur

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat yang diperoleh bagi manajemen dengan adanya pelaporan biaya kualitas sebagai upaya dalam pengendalian biaya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang di harapkan adalah :
1. Memperoleh gambaran mengenai proporsi biaya kualitas yang ada dalam perusahaan, sehingga diharapkan manajemen dapat membuat keputusan yang terhubung dengan pengembangan kualitas yang lebih baik.
2. Bagi peneliti untuk meningkatkan pengetahuan dan sebagai gambaran dalam mempertimbangkan antara ilmu atau konsep yang diperoleh khususnya tentang biaya kualitas dengan penerapan sesungguhnya pada perusahaan.
3. Bagi pihak lain yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut, diharapkan penulis
4. Penulisan skripsi ini dapat dipergunakan sebagai referensi dan bahan perbandingan.

Baca Selengkapnya


. . . 1 l 2 l 3 l 4 l 5

Perhitungan Harga Pokok Produk Dengan Pendekatan Activity Based Costing Bagi Manajemen Dalam Merencanakan Laba Pada

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan makin ketatnya persaingan dunia usaha di Indonesia dan semakin kompleksnya persoalan para pengusaha dewasa ini membuat tugas manajemen menjadi semakin berat, ketatnya persaingan antar perusahaan akan berdampak pada menurunnya laba perusahaan. Agar dapat bersaing di lingkungan nasional maupun internasional sudah seharusnya apabila setiap perusahaan melakukan langkah terbaik, oleh karena itu untuk dapat menjalankan kegiatan yang efektif dan efisien dengan baik maka pihak manajemen dituntut untuk mampu menganalisis situasi bisnis dan perekonomian, serta mengambil keputusan yang sesuai dan tepat. Karena berhasil tidaknya suatu perusahaan dapat diukur dari kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan maupun peluang dimasa yang akan datang baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Usry dan Hammer, 1991).
Perencanaan pada dasarnya merupakan kegiatan membentuk masa depan yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam perencanaan manajemen dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai macam alternatif. Untuk memutuskan alternatif mana yang harus dipilih, manajemen dihadapkan pada faktor ketidakpastian. Oleh karena itu manajemen memerlukan informasi penting yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. “Agar manajer dapat merencanakan aktivitas-aktivitas perusahaan dengan cerdik dan mengendalikan biayanya dengan efektif, hubungan antara terjadinya biaya dan perubahan dalam aktivitas harus dipahami dengan menyeluruh” Carter Usry (2004;57) Biaya dalam kaitannya dengan Harga Pokok Produk dalam suatu perusahaan merupakan salah satu hal penting. Dari sini manajemen dapat memantau aliran biaya yang sudah dikeluarkan selama proses produksi, karena perhitungan harga pokok produk mencakup semua elemen biaya diantaranya biaya produksi dan biaya non produksi.

Dalam pembuatan produk terdapat 2 kelompok biaya : biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Sedang biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya non produksi ditambahkan pada harga pokok produksi digunakan untuk menghitung Total Harga Pokok Produk ( Mulyadi, 1991;17). Karena peranan Harga Pokok Produk sangat besar bagi perusahaan, maka pihak manajemen harus bisa mencari alternatif terbaik untuk cara perhitungannya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan penetapan harga produk.

Selama ini, manajemen perusahaan lebih banyak menggunakan sistem tradisional dalam perhitungan harga pokoknya. Dimana jam tenaga kerja langsung yang dikonsumsi tiap produk digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya-biaya produksi tak langsung itu ke produk. Dari sistem ini manajemen bisa mendapatkan informasi yang tidak akurat. Sebab, pola konsumsi tiap produk terhadap biaya-biaya produksi tak langsung itu, tidak ditentukan oleh besarnya jam tenaga kerja langsung yang digunakan oleh masing-masing produk tersebut. Artinya suatu produk yang menggunakan lebih banyak jam tenaga kerja langsung, belum tentu atau tidak berarti mengkonsumsi biaya produksi tak langsung yang lebih banyak pula. Dalam hal ini, perilaku biaya produksi tak langsung itu tidak ditentukan oleh jumlah jam tenaga kerja yang dikonsumsi masing-masing produk tersebut. Faktor yang justru menentukan perilaku biaya produksi tak langsung itu dan juga menentukan pola konsumsi tiap produk terhadap biaya produksi tak langsung tersebut adalah kompleksitas rangcangan dari setiap produk dan kompleksitas proses produksi itu sendiri.

Untuk mengatasi kelemahan yang ada dalam sistim biaya tradisional itulah kemudian muncul konsep baru yaitu sistim Activity Based Costing (ABC), atau sistim biaya berbasis aktivitas, (Mulyadi, 2003;20). Sistim ini menggunakan konsep yang berbeda dengan sistim tradisional dalam mendistribusikan biaya-biaya produksi kepada produk-produk, sistim ini menggunakan konsep penelusuran (tracing) biaya-biaya kepada produk-produk. Dalam metode Activity Based Costing terdapat dua tahap : Tahap pertama menelusuri biaya overhead ke aktivitas, tahap kedua membebankan biaya tersebut ke produk, (Hansen dan Mowen, 1997;146). Karena metode Activity Based Costing membebankan biaya berdasarkan aktivitas, maka perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan pendekatan Activity Based Costing dalam merencanakan laba akan menghasilkan biaya yang lebih akurat bila di bandingkan dengan sistim tradisional. Maka dalam penelitian ini di pilih judul “Perhitungan Harga Pokok Produk Dengan Pendekatan Activity Based Costing Bagi Manajemen Dalam Merencanakan Laba Pada CV. Precision Di Gresik”

1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikemukakan pada penelitian ini, yaitu :
Bagaimana perhitungan Harga Pokok Produk dengan pendekatan Activity Based Costing bagi manajemen dalam merencanakan laba pada CV. Precision di Gresik?

1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan Harga Pokok Produk dengan pendekatan Activity Based Costing bagi manajemen dalam merencanakan laba pada CV. Precision di Gresik
2. Untuk memberikan alternatif lain bagi pihak manajemen dalam hal perhitungan Harga Pokok Produk yang selama ini menggunakan system tradisional dengan mencoba pendekatan Activity Based Costing sebagai alat perencanaan laba.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan
Memberikan informasi biaya dan analisis tentang perencanaan laba yang lebih akurat.
2. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.
3. Bagi Mahasiswa lain
Digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang sama.

Baca Selengkapnya


. . . 1 l 2 l 3 l 4 l 5

Activity Based Management sebagai Informasi bagi Manajemen untuk mengidentifikasi non value added Activity

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Menjalankan usaha ditengah lingkungan industri yang dinamis akan menempatkan Perusahaan dalam kompetisi tajam yang bersifat global. Perubahan drastis yang terjadi diarea manufaktur telah mendorong banyak perusahaan saling berlomba untuk menerapkan teknologi baru, baik yang berhubungan dengan proses produksi maupun bidang manajemen. Hal ini terutama harus dilakukan sejalan dengan upaya perusahaan untuk meningkatkan nilai dari pelanggan. Kondisi yang kompetitif mengharuskan perusahaan membuat produk yang diinginkan pelanggan secara tepat waktu dengan biaya yang serendah mungkin. Agar dapat menghasilkan laba dalam lingkungan ekonomi global, manajemen harus menyadari bahwa keputusan yang dibuat harus dapat menyediakan nilai bagi pelanggan. , melebihi biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan nilai itu sendiri.

Manajemen sebagai pemegang kendali dalam perusahaan dituntut untuk terus melakukan perbaikan yang berkesinambungan, suatu proses yang disebut Continous Improvement, terhadap aktivitas yang dijalankan dalam proses pembuatan produk dan penyampaiannya ke tangan pelanggan. Disisi lain efisiensi biaya sebagai tujuan operasional menjadi fokus pengendalian manajemen. Efisiensi biaya diartikan sebagai penggunaan sumber daya perusahaan (bahan baku, sumber daya manusia, tehnologi dan modal) yang minimal untuk menghasilkan output maksimal. Dikaitkan dengan peningkatan custumer value, dengan efisiensi biaya diartikan adanya jaminan bahwa pelanggan tidak dibebani biaya aktivitas yang tidak menambah nilai bagi mereka. Terjadi Inefisiensi biaya utamanya dalam proses produksi, disebabkan adanya pemborosan yang muncul dalam berbagai bentuk seperti persediaan, aktifitas yang tidak perlu, produk cacat, pengerjaan ulang, waktu set up dan lain-lain.

Untuk dapat mencapai efisiensi biaya, manajemen memerlukan informasi biaya yang dapat mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk dan jasa. Lebih dari enam puluh tahun, manajemen telah menggunakan informasi biaya yang berasal dari transaction –based cost information sebagai dasar untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan laba. Informasi biaya yang tersaji dalam bentuk anggaran, dijadikan tolak ukur keberhasilan fungsi perencanaaan dan pengendalian. Informasi biaya ini juga digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas produk dan pengaruh keputusan pengalokasian sumber daya terhadap profitabilitas.

Dewasa ini telah disadari bahwa profitabilitas tidaklah semata-mata dihasilkan dari pengendalian biaya. Konsep manajemen yang baru menekankan bahwa fokus pengendalian bukan hanya terletak pada biaya, melainkan juga pada kualitas dan fleksibilitas. Perkembangan tehnologi dalam bidang informasi dan komunikasi, telah memungkinkan pelanggan untuk memperoleh akses ke produk dan jasa terbaik yang sesuai dengan harapan mereka. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus menyediakan kualitas dan biaya yang kompetitif, serta fleksibilitas untuk dapat merespon permintaan pelanggan yang berubah dengan cepat.

Oleh karena itu, sistem manajemen biaya harus diubah menjadi sistem manajemen baru yang lebih relevan dan informative. Pendekatan baru yang muncul kemudian adalah mengubah manajemen biaya menjadi manajemen aktivitas. Hal ini berangkat dari kenyataan bahwa biaya-biaya yang timbul adalah akibat dilaksanakannya aktivitas-aktivitas dalam kegiatan operasional perusahaan. Aktivitas-aktivitas inilah yang mengkonsumsi sumberdaya sehingga menimbulkan biaya. Manajemen aktivitas menekankan pada penggunaan sumber daya secara efektif dengan mengendalikan terjadinya aktivitas dan efisiensi dari operasi. Dengan demikian manajemen dapat mencari peluang untuk meningkatkan kinerjanya melalui aktivitas yang dilaksanakan.

Konsep manajemen baru yang dikembangkan adalah Activity Based Management, suatu konsep yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas dengan tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan serta menghasilkan laba. Dalam manajemen berbasis aktivitas, manajemen harus mampu mengidentifikasi seluruh aktivitas dalam organisasi. Tahap selanjutnya adalah menilai apakah aktivitas-aktivitas tersebut termasuk Value Added Activity. Dengan mengidentifikasi aktivitas, manajemen dapat mengendalikan aktivitas-aktivitas yang tidak menambah nilai bagi pelanggan. Terlebih lagi jika aktivitas tersebut menyerap porsi konsumsi sumber daya yang cukup besar. Maka manajemen harus mampu mendesain kembali aktivitasnya agar lebih efisien. Dengan demikian manajemen akan mampu meningkatkan kinerjanya sekaligus menjadi produsen yang kompetitif, dengan mengeliminasi pemborosan yang terjadi.

CV. Mandiri Perkasa adalah perusahaan yang bergerak dibidang Industri pengolahan kayu . Proses produksi berdasarkan Purchase Order, dimana perusahaan melaksanakan produksi berdasarkan pesanan dari konsumen atau Buyer. Sebagai produsen, saat ini perusahaan harus bersaing dengan industri sejenis baik di tingkat domestik maupun di tingkat internasional. Untuk dapat unggul dalam persaingan tersebut. Perusahaan harus mampu mengendalikan tiga faktor kunci yaitu kualitas yang baik, fleksibelitas dan biaya yang rendah. Saat ini menejemen sedang melakukan usaha-usaha untuk mencapai efisiensi biaya, terutama pada dua tahap proses yaitu tahap produksi, finishing atau packing.

Proses produksi yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang merupakan area yang rentan terhadap terjadinya pemborosan. Oleh karena itu perusahaan harus mampu mengeliminasi pemborosan yang terjadi, sehingga dapat dilakukan pengurangan biaya. Pengurangan biaya dapat dilakukan dengan jalan merubah aktivitas, sebagaimana diungkapkan oleh Maher (1997;70) bahwa : “Cost reduction generally requires a change in activities”.
Untuk itu, dengan konsep activity Based Management yang berfokus pada managemen aktifitas, manajemen diharapkan dapat mengidentifikasi aktivitas-aktivitas, menentukan besarnya biaya aktivitas, dan memperbaiki kinerja aktivitas dengan cara mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak menambah nilai, sehingga tujuan efisiensi biaya dapat tercapai.

1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan diatas, maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: Bagaimana konsep Activity Based Management dapat digunakan untuk mengidentifikasi Non Value Added Activity yang bertujuan efisiensi biaya bagi perusahaan ?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
  • Mengidentifikasi value added activity dan non value added activity dalam proses produksi.
  • Mengetahui besarnya pengurangan biaya yang dapat dicapai dengan diterapkannya Activity Based Management.
  • Mencari alternatife aktivitas untuk mengliminasi biaya bukan penambah nilai.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1.3.2.1. Bagi Peneliti

Memberikan pemahaman lebih dalam mengenai penerapan konsep Activity Based Management pada aktivitas operasional perusahaan.

1.3.2.2 Bagi Perusahaan

Memberikan informasi kepada manajemen mengenai pentingnya analisis aktivitas untuk tujuan efisiensi biaya.

1.3.2.3. Bagi Akademis

Sebagai bahan referensi bagi karya tulis selanjutnya, dengan materi yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti serta sebagai darma bakti bagi Universitas .

Baca selengkapnya

. . . 1 l 2 l 3 l 4 l 5

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENUNJANG PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BAHAN BAKU SISA PADA PT. XXX


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Persaingan antara perusahaan sejenis maupun tidak sejenis menyebabkan pihak manajemen atau pimpinan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup badan usahanya, oleh karena itu pihak manajemen dituntut bersikap lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya dengan mengambil keputusan yang cepat dan tepat, baik yang hubungannya dengan perencanaan maupun dengan pengendalian.

Setiap perusahaan terutama yang bergerak dibidang industri baik pada perusahaan yang berskala besar, sedang maupun kecil selalu melakukan aktivitas pembelian persediaan bahan baku. Persediaan bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang industri merupakan bagian dari aktiva lancar yang menjadi faktor penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, khususnya persediaan bahan baku. Karena persediaan bahan baku menjamin kelancaran proses produksi, untuk itu diperlukan persediaan bahan baku yang cukup agar proses tidak berhenti dan permintaan dari pelanggan dapat dipenuhi. PT. xxx adalah salah satu perusahaan bergerak dibidang konstruksi yang sedang berkembang, dimana salah satu produknya adalah barang manufaktur peralatan pabrik

Pengelolaan persediaan bahan baku yang baik sangat penting artinya, perusahaan harus menyediakan persediaan bahan baku digudang bahan baku, sesuai dengan kebutuhan rencana produksi perusahaan. Untuk itu diperlukan pengendalian jumlah persediaan bahan baku, melalui pengendalian internal yang terdiri dari pemisahan tugas antar bagian dan otorisasi setiap transaksi oleh bagian yang berwenang dengan jelas. 

Prosedur pengendalian internal yang ada di perusahaan perlu diperhatikan sebab dengan adanya internal control yang baik perusahaan dapat meminimalkan segala bentuk penyelewengan dan kecurangan yang ada, pengendalian internal yang baik mutlak diperlukan dalam suatu perusahaan yang semakin berkembang agar dapat memberikan keyakinan kepada pimpinan bahwa apa yang dilaporkan oleh bawahan benar – benar terjadi dan dapat dipercaya kebenarannya serta untuk mengetahui kebijaksanaan yang ditetapkan oleh manajemen telah dilakukan dengan sungguh – sungguh.

Sistem informasi akuntansi berperan penting dalam melakukan pengendalian diperusahaan melalui dokumen prosedur dan informasi yang dihasilkan guna pengambilan keputusan, bila aliran dokumen dan informasi yang dihasilkan oleh departemen yang berhubungan tidak lengkap atau tidak lancar, dapat menyebabkan kurangnya informasi yang diperoleh setiap departemen. Dengan adanya sistem akuntansi dan prosedur yang baik, diharapkan dapat memberikan laporan yang tepat dari setiap bagian atau departemen kepada perusahan.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada workshop PT. xxx, ditengarahi terdapat beberapa kelemahan sehubungan dengan sistem dan prosedur persediaan bahan baku yaitu untuk pengendalian barang sisa produksi yang masih mempunyai nilai ekonomis dan pemakaian barang sisa produksi. Diketahui untuk pemakaian material barang sisa produksi proyek A yang masih mempunyai nilai ekonomis digunakan untuk proyek B tanpa dibebani biaya pembelian material dikarenakan dianggap sebagai material sisa produksi, sehingga alokasi beban biaya ke masing – masing proyek tidak real atau tidak mendekati kenyataan dilapangan. Dalam penyusunan ini peneliti membatasi masalah hanya mengenai sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal pada proses permintaan pembelian bahan baku, pelaksanaan pembelian, penerimaan bahan baku digudang sampai pada tahap awal pemakaian bahan baku oleh bagian produksi.
Untuk tujuan penelitian ini peneliti mengambil suatu kasus pada PT. xxx dengan judul : “ Evaluasi penerapan sistem informasi akuntansi dalam menunjang pengendalian internal persediaan bahan baku sisa pada PT. xxx “.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah sistem informasi akuntasi yang diterapkan di PT.xxx dapat menunjang sistem pengendalian internal yang ada dalam perusahaan khususnya dalam sistem persediaan bahan baku sisa dan pemakaian bahan baku sisa ”.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1.3.1. Tujuan
  1. Dengan mengevaluasi sistem persediaan bahan baku yang meliputi struktur organisasi, job discription, prosedur dan dokumen – dokumen diharapkan dapat menunjang pengendalian internal perusahaan
  2. Mengusulkan sistem persediaan bahan baku perbaikan sehingga dapat memberikan jalan keluar bagi perusahaan untuk dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan, khususnya bidang sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal.
1.3.2. Manfaat
  1. Bagi Mahasiswa : Menerapkan ilmu pengetahuan dan teori – teori yang ada dibangku kuliah sehingga dapat membandingkan dengan praktek sesungguhnya dilapangan
  2. Bagi Perusahaan : Memberi bahan pertimbangan kepada perusahaan mengenai sistem, prosedur dan pengendalian internal yang lebih baik khususnya pada sistem persediaan bahan baku.

Baca Selengkapnya ....

. . . 1 l 2 l 3 l 4 l 5

PENGUKURAN DAN ANALISIS KINERJA PADA PT. xxx DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebagian besar perusahaan menggunakan banyak strategi dalam berhubungan dengan custamer, pesaing dan dalam berhubungan dengan karyawan. Sementara pengukuran kinerja perusahaan hanya bertitik tolak pada pengukuran finansial saja. Sistem pengukuran kinerja yang demikian tidak memadai lagi bagi kebutuhan pengukuran kinerja perusahaan saat ini, dimana kondisi lingkungan bergerak dengan cepat dan dinamis yang akan menghambat kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai ekonomis dimasa yang akan datang.

PT. xxx adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang .......... perusahaan ini berproduksi berdasarkan pesanan pelanggan, baik dari luar maupun dari dalam negeri, pengukuran kinerja yang berdasarkan tolak ukur finansial memiliki beberapa kelemahan, yaitu : Tidak mampu menggambarkan kondisi perusahaan secara keseluruhan sehingga tidak menginformasikan mengenai upaya-upaya apa yang harus diambil saat ini dan dimasa yang akan datang untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan hanya menggunakan tolak ukur finansial sebagai acuan adanya peningkatan/ penurunan kinerja perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat mengetahui dengan pasti. Faktor-faktor ynag menyebabkan kinerja keuangan baik/buruk, selain itu perusahaan tidak dapat dengan tepat menggambarkan, mengidentifikasi keadaaan seluruh perusahaan, sehingga dibagian mana proses kerja dan manajemen yang mana kesalahan telah terjadi, yang mengakibatkan perumusan kinerja keuangan. Perusahaan juga tidak dapat mengetahui apakah keuntungan yang diperoleh saat ini akan dapat dipertahankan dimasa yang akan datang.

Balanced Scorecard merupakan salah satu metode pengukuran kinerja yang menjabarkan visi, misi, dan strategi perusahaan ke dalam tujuan operasional dan seperangkat tolak ukur kinerja untuk 4 perspektif yang berbeda yaitu : Financial, Custamer, Internal Bussiness Process, and Learing and Growth. Metide Balanced Scorecard menyatakan seluruh proses kinerja dalam sebuah perusahaan menjadi bagian dari suatu sistem yang terintegrasi, sehingga dapat menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya.


1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah mengacu pada keinginan perusahaan untuk mendapatkan suatu hasil pengukuran kinerja perusahaan secara lengkap dan terintegrasi, maka yang menjadi pokok persoalan yaitu “Bagaimana mendapatkan suatu hasil pengukuran dan analisis kinerja perusahaan dengan metode Balanced Scorecard ?”


1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :
  1. Mengindentifikasi tujuan-tujuan strategis dari masing-masing perspektif yaitu : financial, customer, proses internal dan proses belajar dan pertumbuhan dari PT.xxx
  2. Melakukan seleksi pengukuran terhadap indikator-indikator yang dapat mengarahkan serta merangsang peningkatan pada performasi dimasa yang akan datang.
  3. Melakukan pengukuran dan analisis kinerja dengan keterkaitan antar perspektif, tujuan dan seluruh indikator kinerja yang diukur.

1.4. Batasan

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
  1. Dalam permasalahan penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur dengan objek penelitian pada PT. xxx , sehingga hasil analisa dan kesimpulan dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasi pada organisasi lain karena adanya perbedaan yang mendasar pada visi, misi, strategi, dan tujuan masing-masing perusahaan.
  2. Pengukuran yang dilakukan untuk kinerja PT. xxx tahun 2003 dan 2004.
  3. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan Top Down (dari atas ke bawah). Dengan kata lain segala sesuatu penetapan parameter yang ada didasarkan pada indikator-indikator yang ditetapkan oleh pihak eksekutif.

    1.5. Asumsi

    Sedangkan asumsi yang digunakan dalam pengukuran dan analisis kinerja ni adalah :
    1. Data yang diperoleh dari pihak perusahaan dianggap akurat.
    2. Kebijaksanaan perusahaan tidak mengalami perubahan selama dilakukan penelitian.
    3. Pengukuran kinerja finansial menggunakan asumsi nilai kurs konstan.

    SISTEMATIKA PENULISAN

    BAB I : PENDAHULUAN
    Bab I berisi penjelasan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika.

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
    Bab II berisi ringkasan dari teori-teori yang mendukung proses pengerjaan Tugas Akhir ini.

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
    Bab III berisi langkah-langkah pengerjaan yang ditulis secara detail sehingga dapat memberikan tuntunan dalam mngerjakan Tugas Akhir ini.

    BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
    Bab ini berisikan data mengenai perusahaan dan data-data yang dibutuhkan dalam menganalisis dan menyeleksikan masalah. Data-data tersebut diperoleh dari pihak perusahaan yang berupa data primer maupun data sekunder untuk dijadikan bahan pengukuran.

    BAB V : PENGUKURAN DAN ANALISIS KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD
    Bab V berisi mengenai pengukuran dan analisa kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard.

    BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
    Bab VI berisi kesimpulan yang didapat dari hasil analisa kinerja perusahaan dengan metode Balanced Scorecard dan saran mengenai tindak lanjut sebagai hasil penelitian ini.


    Selengkapnya ....



    . . . 1 l 2 l 3 l 4 l 5