Sunday, February 14, 2010

PENGARUH TEPUNG TEMPE TERHADAP JARINGAN KANKER MAMMA DAN GAMBARAN MIKROANATOMI GINJAL MENCIT (Mus musculus) GALUR C3H YANG DITRANSPLANTASI SEL Adenocarcinoma mammae

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup
tinggi. Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terdapat 100 penderita baru dari
setiap 100.000 penduduk dan penyakit kanker menduduki urutan ke-3
penyebab kematian sesudah jantung dan paru-paru (Nugroho dkk, 2000). Data
dari American Cancer Society menunjukkan bahwa kematian akibat kanker
pada wanita didominasi oleh kanker payudara (Khomsan, 2004).
Insidens kanker payudara di Kodya Semarang menempati urutan
pertama yaitu 10,25 per 100.000 penduduk pada tahun 1995. Begitu juga di
Kodya Ujung Pandang dan Yogyakarta, insidens kanker payudara menempati
urutan yang pertama dengan rata-rata 12,54 dan 14,62 per 100.000 penduduk
tahun 1995 (Soetiarto, 1996). Menurut data WHO tahun 2004, ada sekitar 1,2
juta wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara. Sementara itu, pada
pria, kanker payudara juga mungkin saja hinggap, walaupun jumlah kasusnya
sangat kecil, yaitu sekitar 1450 pada tahun 2004 (Kartika, 2005).
Pengobatan kanker pada umumnya sama, yaitu salah satu atau
kombinasi dari operasi, penyinaran (radioterapi), obat pembuluh sel kanker
(sitostatika), meningkatkan daya tahan tubuh dan pengobatan dengan hormon
(Nugroho dkk, 2000). Semua cara tersebut belum menghasilkan penyembuhan
yang memuaskan. Oleh karena itu, upaya pengobatan secara tunggal belum dapat diharapkan
untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat ini.

Upaya pencegahan perlu diberikan dalam mengatasi masalah kanker (Bustan, 1997).
Pencegahan adalah cara terbaik dalam penanganan suatu penyakit.
Menurut Soetjipto (dalam San ,2003) pola hidup sehat dan menghindari stress
adalah salah satu sarana untuk menghambat penyebaran sel kanker dan
memperpanjang usia harapan hidup. Sejumlah penelitian menunjukkan
konsumsi buah-buahan dan sayuran bisa menurunkan resiko kanker payudara.
Pasalnya, bahan pangan dari tumbuhan kaya akan antioksidan yang mencegah
kerusakan sel-sel yang bisa menyebabkan kanker (San, 2003). Tumbuhtumbuhan
juga mengandung fitokimia. Banyak jenis fitokimia yang bermanfaat
bagi kesehatan, contohnya kedelai. Fitokimia yang terkandung dalam kedelai,
yaitu isoflavon, disebut-sebut sebagai zat yang mempunyai struktur kimia dan
aktivitas biologis menyerupai hormon estrogen dalam tubuh. Fitokimia ini
antara lain terdapat pada protein kedelai seperti tempe (Senior, 2004).
Tempe sebagai makanan tradisional berpeluang dan berpotensi untuk
melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan
mencegah terjadinya penyakit degeneratif (kanker, osteoporosis, jantung
koroner, diabetes mellitus, dan lain-lain) (Astawan, 2003). Senyawa dalam
tempe yang diduga memiliki aktivitas anti penyakit degeneratif, antara lain
vitamin E, karotenoid, superoksida desmutase, dan isoflavon (Anonim, 2004).
Hal ini didukung fakta pada kebanyakan bangsa Asia yang banyak
mengkonsumsi tempe, angka penderita kanker payudara lebih rendah daripada
negara lain seperti di Amerika dan Eropa yang jarang mengkonsumsi kedelai.

Selengkapnya

3 comments:

Kevin said...

Tambah donk bro judul skripsinya, butuh neh.

bejo said...

lanjut bro

santi said...

tambah lagi judul nya om...