Friday, February 19, 2010

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN ACUH TAK ACUH KARYA KORRIE LAYUN RAMPAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah ekologis menjadi tema segar dalam kumpulan cerpen Acuh Tak Acuh
karya Korrie Layun Rampan, disamping masalah-masalah sosial lain yang ditulisnya
pada masa pemerintahan Orde Baru. Sederetan nama hewan dan tumbuhan langka
berbahasa Latin dihadirkan Korrie dalam beberapa cerpennya, misalnya saja dalam
cerpen Penyu, ia menghadirkan nama zebrazoma, zebrazoma xanthurum, zebrazoma
flavercens untuk nama latin jenis ikan hias; brassia rex, dendrabium Claudia,
phalaenopsis ambinoze, phalaenopsis violacea untuk nama latin jenis anggrek dan
licuala grandis, licuala rumphii yang merupakan nama latin jenis palem. Masih ada
beberapa nama latin lain yang muncul dalam kumpulan cerpen Acuh Tak Acuh karya
Korrie Layun Rampan. Hadirnya nama-nama latin dalam cerpen Korrie ini
menunjukkan kekayaan flora dan fauna Indonesia yang perlu dilindungi agar mereka
dapat mengembangkan habitatnya juga merupakan bukti bahwa Korrie mempunyai
banyak pengetahuan tentang dunia flora dan fauna.
Korrie menyimpan kegelisahan yang kuat melihat kurang responsifnya
pemerintah terhadap berbagai macam pengrusakan lingkungan. Penebangan hutan
secara liar dalam skala besar yang menyebabkan pengundulan di sana-sini dan
perburuan liar terhadap jenis-jenis hewan yang dilindungi adalah bagian mata rantai
masalah lingkungan pada masa itu. Pembantaian penyu, perburuan buaya dan
pencemaran air yang berakibat pada punahnya beberapa jenis ikan merupakan contoh
tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab mewarnai cerpen Korrie dalam Acuh
Tak Acuh. Para penjarah memanfaatkan kekayaan alam untuk kepentingan pribadi
mereka tanpa memikirkan kelangsungan hidup kekayaan alam tersebut yang nantinya
juga mereka butuhkan.
Membaca kumpulan cerpen Acuh Tak Acuh karya Korrie Layun Rampan,
seakan membaca wajah ekologis Indonesia serta masalah-masalah yang terdapat di
dalamnya. Inilah yang coba dibeberkannya kepada masyarakat (pembaca) sehingga
mereka mau mengintrospeksi diri mereka untuk selanjutnya diharapkan mereka bisa
melakukan sesuatu hal untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut.
Kumpulan cerpen Acuh Tak Acuh menyajikan masalah-masalah pelik tanpa
disertai penyelesaian atas masalah-masalah sosial yang terjadi. Banyak masalah yang
muncul akibat ketidakpedulian masyarakat dan pemerintah terhadap pengrusakan
hutan. Penebangan hutan secara liar mengakibatkan banjir, merajalelanya wanita
tunasusila dan juga berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar yang menurun
karena mereka kehilangan mata pencahariannya dari hutan tersebut. Hal ini kemudian
menyebabkan meningkatnya kemiskinan. Sementara itu pihak pemerintah kurang
peduli pada nasib mereka juga nasib hutan yang telah menjadi gundul.
Pengrusakan dan penghancuran lingkungan pada zaman lampau membawa
akibat-akibat yang panjang pada kehidupan masa kini. Semua dicoba
ditransformasikan ke dalam kisah-kisah kehidupan yang dikaitkan dengan ekspresi
umat manusia dalam hubungannya dengan lingkungan hidup.

Mau Dapat Uang Cuma-Cuma : Silahkan Gabung Ke :




Mayoritas cerpen-cerpen Korrie dalam Acuh Tak Acuh menceritakan
perjalanan hidup seorang kuli tinta yang menemui berbagai macam kepincangan
dalam masyarakat yang berdampak bagi kelangsungan hidup mereka. Masalahmasalah
kemiskinan; keadilan; pengangguran; pemerkosaan; pembunuhan; Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN); disorganisasi keluarga; pelacuran; pelanggaran tata
tertib lalu lintas; seks di luar nikah; delinkuensi anak; kepadatan penduduk; punahnya
satwa langka; perusakan hutan; polusi dan kebijakan pemerintah atas perlindungan
satwa diangkat Korrie dalam cerpen-cerpennya.
Kata acuh tak acuh yang dijadikan judul dalam kumpulan cerpen Korrie
seolah-olah merupakan aplikasi sikap tokoh ciptaannya yang kurang peduli terhadap
berbagai masalah sosial yang terjadi di sekitar mereka. Secara tidak langsung hal ini
juga merupakan kritikan kepada mereka yang bersikap acuh tak acuh terhadap
kepincangan-kepincangan sosial tersebut.
Profesi Korrie sebagai seorang wartawan tentu saja berpengaruh terhadap
karya-karyanya termasuk dalam kumpulan cerpen Acuh Tak Acuh. Korrie mencoba
mengungkapkan fakta berdasarkan pengamatan dan perenungannya terhadap
masalah-masalah sosial di masyarakat yang didapatkannya selama perjalanannya
meliput berita di berbagai daerah


Baca selengkapnya

No comments: